WILTAnews.Online.Kabupaten Bekasi – Kegiatan Pembinaan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Tingkat Desa/ Kelurahan tahun 2024 dilaksanakan BPBD Kabupaten Bekasi di Hotel Grand Cikarang Jababeka, Pasirgombong, Kecamatan Cikarang Utara. Rabu (21/08/2024)
Kegiatan Pembinaaan FPRB juga dihadiri Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi H. Muchlish, Sekretaris BPBD Kabupaten Bekasi Agus Suparno, Edi Haryadi dan Asep Hermansyah BPBD Propinsi Jawa Barat (Pemateri), serta para Kabid di jajaran BPBD Kabupaten Bekasi
Dalam Sambutannya, Sekretaris BPBD Kabupaten Bekasi, Agus Suparno mengatakan, kegiatan Pembinaan diikuti oleh 374 orang peserta dari 187 desa di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi.
“Dari 187 Desa yang terdiri dari 23 Kecamatan seKabupaten Bekasi kegiatan ini diikuti 374 orang, adapun masing-masing FPRB desa mengirimkan perwakilan dua orang anggotanya “ujar Agus.
Agenda kegiatan Pembinaan kali ini, disisipi pula sosialisasi mengenai pembentukan KENCANA atau Kecamatan Tangguh Bencana.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bekasi ini menyampaikan bahwa pembentukan KENCANA direncanakan akan dimulai di Kecamatan Cikarang Selatan. KENCANA itu sendiri menjadi pelengkap instrument pemerintah dalam upaya menanggulangi bencana dan segala resikonya.
“Seperti diketahui, sebelumnya kita sudah punya Desa Tangguh Bencana atau DESTANA. Jumlahnya ada 100 desa/kelurahan di Kabupaten Bekasi. Dan, pada tahun 2024 ini kita lengkapi dengan pembentukan KENCANA “ungkapnya
Sementara saat diwawancarai wartawan Ketua Umum FPRB, dr. Tuti Nur holifah Yasin, M.M mengatakan hadirnya relawan KENCANA dapat menjadi Mitra penting bagi FPRB
“Hadirnya KENCANA ini diharapkan bakal membuat sistem penanggulangan bencana di Kabupaten Bekasi semakin baik, karena relawannya ada hingga ke tingkat desa “ujarnya.
Menurut Tuti, hal itu sejalan dengan tujuan dibentuknya FPRB, yakni agar masyarakat bisa siap ketika menghadapi bencana.
“Yang terpenting adalah masyarakat teredukasi tentang pencegahan, penanggulangan, dan pengurangan resiko bencana. Maka dari itu, diharapkan, dari kegiatan Pembinaan ini FPRB dapat membagikannya ke masyarakat “jelas Tuti.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi H. Muchlish, S.Sos., MAP. menyampaikan bahwa keberadaan FPRB di Kabupaten Bekasi sngat penting strategis, sehingga pembentukannya pun dilakukan sampai ke tingkat desa.
“Tetapi pekerjaan ini tidak selesai di situ, sebab diharapkan bisa disinergiskan dengan mitra kerja yang lain, seperti DESTANA, TAGANA, dan nanti ada KENCANA “ucapnya.
“Kemudian terkait Pembinaan seperti ini, diharapkan bisa dilaksanakan oleh FPRB di level kecamatan, dengan disesuaikan kebutuhan di masing-masing wilayah “imbuhnya
“Yang kita harapkan FPRB ini bisa memitigasi untuk mengurangi resiko “lanjut H. Muchlish
Dalam kesempatan itu, H. Muchlish juga memaparkan tentang perkembangan potensi bencana di Kabupaten Bekasi. Dirinya menjelaskan, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, ada 280 hektar sawah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau.
“Dalam laporan yang kami terima, ada sawah yang gagal panen, ada juga gagal tanam. Cuma memang di Bekasi itu jenis sawahnya tadah hujan, dan banyak juga aliran air yang terputus karena pembangunan perumahan,” jelasnya.
Sementara terkait isu potensi ancaman megathrust yang mengintai sejumlah daerah, dirinya meminta masyarakat untuk tidak dulu panik.
“Megathrust itu tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Maka kami mengharap masyarakat untuk tidak panik, sebab tim dari pemerintah juga masih memetakan mitigasi titik gempa tersebut “pungkas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi.(Red)